KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-Nya serta
hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul
PROSES LAKTASI dan MENYUSUI.
Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini.
penulis menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga kebaikan yang
telah diberikan dapat menjadi amal soleh dan ibadah bagi kita semua dan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.
Ciamis,
12 Oktober 2009
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR
ISI ......................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1. Latar belakang .................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ............................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................. 2
1.4. Metode Penulisan ................................................................ 2
1.5. Sistematika Penulisan .......................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN ...................................................................... 4
2.1 Anatomi dan
Fisiologi Payudara........................................... 4
2.2 Dukungan Bidan dalam Pemberian Asi................................. 7
2.3 Proses Laktasi........................................................................ 11
2.4 Manfaat Pemberian ASI........................................................ 14
2.5 Komposisi Zat dalam ASI..................................................... 16
2.6 Upaya Memperbanyak ASI................................................... 19
2.7 Asi Ekslusif............................................................................ 23
2.8 Cara Merawat Payudara........................................................ 25
2.9 Cara Menyusui yang benar.................................................... 27
2.10 Masalah dalam Pemberian ASI............................................ 34
BAB
III PENUTUP................................................................................ 43
3.1 Kesimpulan............................................................................ 43
3.2 Saran...................................................................................... 43
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. 44
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prinsip pemberian ASI adalah sedini
mungkin dan Eksklusif. Bayi baru lahir harus mendapat ASI dalam jangka waktu
satu jam setelah lahir. Seorang ibu dikodratkan untuk dapat memberikan air susunya kepada bayi yang telah dilahirkannya,
dimana kodrat ini merupakan suatu tugas yang mulia bagi Ibu itu sendiri demi
keselamatan bayi dikemudian hari. Tetapi pada suatu proses kelahiran, terutama
bagi yang baru pertama kali melahirkan, kadang air susu Ibu tidak atau susah
untuk keluar sehingga bayi tersebut sementara diberikan susu botol yang akan
mengakibatkan bayi terbiasa menghisap dot, sehingga dapat mengalami bingung
putting saat mulai meneteki. Reflleks pertama seorang bayi yang normal adalah
mencari putting susu ibu berupa hisapan mulut bayi merupakan hal yang penting
dalam proses produksi ASI. ASI eksklusif adalah
pemberian ASI termasuk kolostrum tanpa tambahan apapun sejak bayi lahir. Dengan
perkataan lain pemberian susu formula, air matang, air gula dan madu untuk bayi
baru lahir tidak dibenarkan.
Sejak
abad ke-19 para pakar telah sepakat bahwa ASI lebih unggul daripada susu sapi
atau bahan pengganti lainnya.Sayangnya perilaku menyusui bayi sendiri dianggap
sebagian orang suatu tingkah laku tradisional, sehingga sedikit demi sedikit
ditinggalkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh kemajuan di negara-negara industri
yang memperkenalkan susu buatan untuk bayi yang mempunyai manfaat sama dengan
ASI, pemakaiannya lebih praktis, dengan promosi pemasaran yang gencar.
Oleh
sebab itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia
melalui peraturan Nomor: 450/MENKES/SKIV/2004 mengajak bangsa Indonesia
melaksanakan pemberian hanya ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupan bayi
dapat dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun.
1.2 Rumusan
Masalah
Setelah diketahui latar belakang
dari pembuatan makalah ini, maka rumusan masalahnya akan dibahas dalam makalah
ini yaitu:
1. Anatomi dan fisiologi payudara
2. Dukungan Bidan dalam Pemberian ASI
3. Manfaat Pemberian ASI
4. Komposisi Zat dalam ASI
5. Upaya Memperbanyak ASI
6. ASI Eksklusif
7. Cara Merawat Payudara
8. Cara Menyusui yang Benar
9. Masalah dalam Pemberian ASI
10. Proses Laktasi
1.3 Tujuan
Penulisan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Asuhan Kebidanan, dan untuk mengetahui proses laktasi dan menyusui.
1.4 Metode
Penulisan
Metode penulisan dengan mengumpulkan
refrensi yang berhubungan dengan pembahasan makalah ini.
1.5 Sistematika
Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi Payudara
2.2 Dukungan Bidan dalam Penmberian ASI
2.3 Manfaat Pemberian ASI
2.4 Komposisi Zat dalam ASI
2.5 Upaya Memperbanyak ASI
2.6 ASI Eksklusif
2.7 Cara Merawat Payudara
2.8 Cara Menyusui yang Benar
2.9 Masalah dalam Pemberian ASI
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Anatomi dan Fisiologi Payudara
A. Anatomi Payudara
Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara laki - laki
dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah salah satu
tanda kelamin sekunder dari seorang gadis dan merupakan salah satu organ yang
indah dan menarik. Lebih dari itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup
keturunannya maka organ ini menjadi sumber utama dari kehidupan, karena Air
Susu Ibu ( ASI ) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan -
bulan pertama kehidupan.
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi
bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih
200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus
(badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu
bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau
puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Gambar 1.
Anatomi payudara
1. Korpus
Alveolus, yaitu
unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner,
jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2. Kalang Payudara ( Areola Mammae )
Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan
oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini
tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita yang corak
kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman
maka warnanya lebih gelap. Selama kehamilan warna akan menjadi lebih gelap dan
wama ini akan menetap untuk selanjutnya, jadi tidak kembali lagi seperti warna
asli semula.
Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari montgomery yang membentuk
tuberkel dan akan membesar selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan
menghasilkan suatu bahan dan dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui.
Di kalang payudara terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan
air susu.
3. Papilla
( Putting Susu).
Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk
dan ukuran payudara maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat
lubang - lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung -
ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat - serat otot
polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus
laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting susu ereksi, sedangkan serat -
serat otot yang longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut.
Payudara terdiri dari 15 - 25 lobus. Masing - masing lobulus terdiri dari 20 -
40 lobulus. Selanjutnya masing - masing lobulus terdiri dari 10 - 100 alveoli
dan masing - masing dihubungkan dengan saluran air susu ( sistem duktus )
sehingga merupakan suatu pohon.
Puting susu dapat pula menjadi tegak bukan sebagai hasil dari beberapa
bentuk perangsangan seksual yang alami dan puting susu seorang wanita mungkin
tidak menjadi tegak ketika ia terangsang secara seksual. Pada daerah areola
terdapat beberapa minyak yang dihasilkan oleh kelenjar Montgomery . Kelenjar ini dapat berbentuk
gelombang-gelombang naik dan sensitif terhadap siklus menstruasi seorang
wanita. Kelenjar ini bekerja untuk melindungi dan meminyaki puting susu selama
menyusui. Beberapa puting susu menonjol ke dalam atau rata dengan permukaan
payudara. Keadaaan tersebut kemudian ditunjukkan sebagai puting susu terbalik
dan tidak satu pun dari keadaan tersebut yang memperlihatkan kemampuan seorang
wanita untuk menyusui, yang berdampak negatif
Bentuk puting
ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).
Gambar
2.
Bentuk
puting susu normal
|
Gambar
3.
Bentuk
puting susu pendek
|
|||
Gambar
4.
Bentuk
puting susu panjang
|
Gambar
5.
Bentuk puting
susu terbenam/ terbalik
|
B. Fisiologi payudara
Payudara
mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai
dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron
yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan
kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan
menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara
menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak
mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya
berkurang.
Perubahan
ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar
karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh
duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin
dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel
alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
(Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)
2.2. Dukungan Bidan Dalam
Pemberian ASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian
ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan
mencegah masalah-masalah umum terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian
ASI adalah :
Ø
Meyakinkan bahwa bayi
memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
Ø
Membantu ibu sedemikian
rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam
pemberian ASI, dengan :
1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama
beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan
inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini.
Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit
langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu,
dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal
mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan
payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan
payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan
tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara
paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan
mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah
penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI
juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan
pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja
merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan
teknik atau posisi ibu dalam menyusui.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
Ø
Posisi berbaring miring
Ø
Posisi duduk
Ø
Posisi ibu tidur telentang
Posisi
berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan
lelah atau nyeri.
Posisi
duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan
topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat)
terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat
tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.
Tidur
telentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini
juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara
payudara ibu.
Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik pada payudara
antara lain:
a) Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu;
b) Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara;
c) Areola tidak akan tampak jelas;
d) Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan ASInya;
e) Bayi terlihat senang dan tenang;
f) Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.
4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat
gabung).
Rawat
gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama
24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari
aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
Aspek
fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat,
tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka
ASI segera keluar.
Aspek
fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui.
Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang
ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI
akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai penelitian menyatakan
bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan
sebagai KB alami.
Aspek
psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau
proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh
adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan
stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan
psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan
kepuasan tersendiri.
Aspek
edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi
dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami
dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
Aspek
ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga,
tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu
penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
Aspek
medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang
menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada petugas
kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi
disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan
sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar
5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang
dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh
pada rangsangan produksi berikutnya.
6. Memberikan kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan
dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan
masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur
dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai
dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung
puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan,
mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.
2.3. Proses laktasi
Pengertian Laktasi
Laktasi adalah
proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI.
Pengaruh Hormonal
Proses laktasi
tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-hormon yang berperan
adalah :
Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.
Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini
menstimulasi produksi secara besar-besaran.
Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar.
Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan
selama tetap menyusui. Sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis
hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
Ø
Follicle stimulating
hormone (FSH)
Ø
Luteinizing hormone (LH)
Ø
Prolaktin, berperan dalam
membesarnya alveoil dalam kehamilan.
Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat
melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain itu, pasca
melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk
memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu
let-down/ milk ejection reflex.
Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan,
plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara,
puting, dan areola sebelum melahirkan.
Pada
bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI
bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).
Proses Pembentukan Laktogen
Proses
pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:
Laktogenesis I
Laktogenesis II
Laktogenesis III
Laktogenesis
I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada
fase terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu
berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga
mencegah produksi ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi
lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan indikasi
sedikit atau banyaknya produksi ASI.
Laktogenesis
II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon
progesteron, esterogen dan HPL. Akan tetapi kadar hormon prolaktin tetap
tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran. Apabila payudara
dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45
menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian.
Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi
ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengemukakan
bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih
banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah
saat payudara terasa penuh. Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan
kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum
diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II
dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru
merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan.
Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah
melahirkan. Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum
mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya,
khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi
usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga
mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum
pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
Laktogenesis
III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan
beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil,
sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak
dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan
bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan
taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa
sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara
dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:
Ø
Kurang sering menyusui atau
memerah payudara
Ø
Apabila bayi tidak bisa
menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur mulut dan rahang
yang kurang baik; teknik perlekatan yang salah.
Ø
Kelainan endokrin ibu
(jarang terjadi)
Ø
Jaringan payudara hipoplastik
Ø
Kelainan metabolisme atau
pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
Ø
Kurangnya gizi ibu
2.4. Manfaat Pemberian ASI
Manfaat Pemberian ASI Bagi Ibu, yaitu:
Saat menyusui,tanpa disadari ibu melapaskan hormone prolaktin,yaitu
hormonyang menghasilkan kedamaian.Sehingga membuat ibu merasa lebih santai.
Selain prolaktin
juga menghasilkan hormone oksitosin,hormone yang mengakibatkan perasaan kasih
sayang dan hubungan emosional antara ibu dengan bayinya. Di samping kepuasan
emosional,menyusui memberikan keuntungan kesehatan bagi ibu. Hormon oksitosin
berfungsi mengembalikan uterus ke ukuran normal dengan lebih cepat dan mencegah pendarahan pasca melahirkan. Para ahli menyatakan bahwa menyusui dapat mengurangi
resiko timbulnya kanker ovarium dan kanker payudara di masa yang akan datang. Menyusui
secara ekslusif bisa menunda kembalinya masa menstruasi ibu sehinggamerupakan
kontrasepsi alami. Menyusui lebih praktis ekonomis dan menghemat waktu. Saat
menyusui,merupakan saat yang kerap dimanfaatkan oleh ibu untuk mempercepat
hubungan emosional antara ibu dan bayi. Mengurus
bayi,termasuk menyusui,membutuhkan kalori yang banyak.sehingga mempercepat
proses penerunan berat badan. Menyusui bisa membantu meningkatkan kepadatan
mineral tulang setelah menyapih,sehingga melindungi anda dari osteoporosis dan
keretakan tulang pada usia tua.
Manfaat
Pemberian ASI untuk Bayi, yaitu:
Ø
Pemberian ASI merupakan
metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6
bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan
cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama
kehidupannya
Ø
Pada umur 6 sampai 12
bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60%
kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Ø
Setelah umur 1 tahun,
meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian
ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat
Ø
ASI disesuaikan secara unik
bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi
Ø
Komposisi ASI ideal untuk
bayi
Ø
Dokter sepakat bahwa ASI
mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi
Ø
Bayi ASI memiliki kekebalan
lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit
(misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu
terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI
Ø
Bayi ASI lebih bisa
menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak
berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan,
asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
Ø
ASI selalu siap sedia
setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu
yang pas
Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan
kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan
ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
Apabila bayi
sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah
dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.
Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah.
Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat
untuk menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik,
SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative
Colitis.
IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut
penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2
tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu
formula.
Menyusui
bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui,
eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat
menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi
dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju
sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.
2.5. Komposisi Zat dalam ASI
Kandungan
ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung zat gizi yang secara khusus
diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan
alami tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari:
1. LAKTOSA
Merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi.
Merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi.
2. LEMAK
Merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu: asam linoleat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi.
Merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu: asam linoleat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi.
3. OLIGOSAKARIDA
Merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi.
Merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi.
4. PROTEIN
Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai
pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin,
triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses
ingatan.
Komposisi zat utama dalam ASI:
1. Laktosa- 7gr/100ml.
2. Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.
3. Oligosakarida- 10-12 gr/ltr.
4. Protein- 0,8-1,0gr/100ml.
Ø
Komposisi Zat Gizi
Kolostrum, ASI dan PASI
Kandungan zat gizi dalam kolostrum, ASI dan PASI (pengganti air susu ibu)
memiliki komposisi yang berbeda. Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih
tinggi dari pada ASI. Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena dengan
mendapat sedikit kolostrum ia sudah mendapat cukup protein yang dapat memenuhi
kebutuhan bayi pada minggu pertama.
Ø
Komposisi zat gizi dalam kolostrum, ASI dan PASI
Kandungan zat gizi dalam kolostrum, ASI dan PASI (pengganti air susu ibu)
memiliki komposisi yang berbeda. Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih
tinggi dari pada ASI. Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena dengan
mendapat sedikit kolostrum ia sudah mendapat cukup protein yang dapat memenuhi
kebutuhan bayi pada minggu pertama.
Karbohidrat
Karbihdrat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya berubah-ubah setiap
hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan
PASI adalah 7:4 sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI. Hal
ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau
minum PASI. Dengan demikian pemberian ASI akan semakin sukses.
Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan
sel syaraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf. Selain itu
karhidrat memudahkan penyerapan kalsium mempertahankan factor bifidus di dalam
usus (faktor yang menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan
tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan) dan dan mempercepat
pengeluaran kolostrum sebagai antibody bayi
Protein
Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun demikian
protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya
terserap oleh sistem pencernan bayi yaitu protein unsur whey. Perbandingan
protein unsur whey dan casein adalam ASI adalah 80:40, sedangkan dalam PASI
20:80.
Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya protein ASI yang dapat
diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus membuang dua kali lebih banyak
protein yang sukar diabsorpsi. Hal ini yang memungkinkan bayi akan sering
menderita diare dan defekasi dengan feces berbentuk biji cabe yang menunjukkan
adanya makanan yang sukar diserap bila bayi diberikan PASI.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya.
Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan hal ini
terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda dengan
10 menit kemudian, Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan
akan terus berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang
diperlukan. Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang
dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena mengandung
enzim lipase.
Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6, dan DHA yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Susu formula tidak mengandung enzim, karena
enzim akan mudah rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit
menyerap lemak PASI sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah
asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandinganya dengan PASI yaitu 6:1.
Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh yang
berfungsi untuk memacu perkembangan sel syaraf otak bayi.
Mineral
ASI megandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah,
tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan
kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan
jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.
Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar
tidak dapat diserap. Hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta menganggu
keseimbangan dalam usus dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan
sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kembung,
gelisah karena obstipasi atau ganguan metabolisme.
Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi
sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu
membentuk vitamin K.
2.6. Upaya Memperbanyak ASI
Cara
meningkatkan produksi ASI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
Ø
Melakukan persiapan menyusui
saat ibu sedang hamil.
Ø
Susuilah bayi segera setalah
bayi lahir.
Ø
Susuilah bayi sesering
mungkin. Semakin sering bayi menghisap puting susu, semakin banyak ASI yang
keluar.
Ø
Susuilah bayi dari kedua
payudara yang kiri dan kanan secara bergantian pada setiap kali menyusui.
Ø
Jangan memberikan makanan
dan minuman lain selain ASI sampai dengan usia bayi 4 bulan.
Tips
Memperbanyak ASI
Ø
Tingkatkan frekuensi
menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau menyusu krn masih kenyang,
perahlah / pompalah ASI. Ingat ! produksi ASI prinsipnya based on demand sama spt
prinsip pabrik. Jika makin sering diminta (disusui/diperas/dipompa) maka makin
banyak yg ASI yg diproduksi.
Ø
Kosongkan payudara setelah
anak selesai menyusui. Bahasan ini masih terkait dg point di atas. Makin sering
dikosongkan, maka produksi ASI juga makin lancar.
Ø
Yang tidak kalah pentingnya
: ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi psikologis ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan
ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu menyusui
dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Ingat : 1
pikiran “duh ASI peras saya cukup gak ya?” maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan
hormon oksitosin (produksi ASI) utk bekerja lambat. Dan akhirnya produksi ASI
menurun. Relaks saja ya bu. Disini sebetulnya peran besar sang ayah. Jika ayah mendukung
maka ASI akan lancar. Mendukung bisa dengan berbagai cara mulai dari menyemangati istri hingga
hal2 lain spt menyendawakan bayi setelah menyusu, menggendong bayi utk
disusukan ke ibunya, dsbnya.
Ø
Hindari pemberian susu
formula. Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa ASInya masih sedikit
atautakut anak gak kenyang, banyak yg segera memberikan susu formula. Padahal pemberian
susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak relatif
malas menyusu atau malah bingung puting terutama pemberian susu formula dg dot.
Begitu bayi diberikan susu formula, maka saat ia menyusu pada ibunya akan
kekenyangan. Sehingga volume ASI makin berkurang. Makin sering susu formula
diberikan makin sedikit ASI yg diproduksi.
Ø
Hindari penggunaan DOT,
empeng, Jika ibu ingin memberikan ASI peras/pompa (ataupun memilih susu
formula) berikan ke bayi dg menggunakan sendok, bukan dot ! Saat ibu memberikan
dg dot, maka anak dapat mengalami BINGUNG PUTING (nipple confusion). Kondisi
dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal,
cara menyusu yang benar adalah seluruh areola (bag. gelap disekitar puting
payudara) ibu masuk ke mulut bayi. Akhirnya, si kecil jadi ogah menyusu langsung
dari payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara
kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit saja dotnya, susu
langsung keluar. Karena itu hindari penggunaan dot dsbnya.
Ø
Datangi klinik laktasi.
Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi dg klinik laktasi. Disana ibu dan
ayah mendapatkan masukan secara teknis agar ASI tetap optima.
Ø
Ibu menyusui mengkonsumsi
makanan bergizi.
Ø
Lakukan perawatan payudara
: Massage / pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin
bergantian.
Agar ASI lancar di awal masa menyusui (Diterjemahkan Luluk dari artikel
“How to Get Your Milk Supply Off to a Good Start”). Idealnya proses menyusui
dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan
memiliki naluri utk menyusu pada ibunya di 20 – 30 menit setelah ia lahir.
Itupun jika ia tidak mengantuk akibat pengaruh obat ataupun anastesi yang
diberikan ke ibu saat proses melahirkan.
Di
jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan
bawaan utk melakukan proses latch-on (proses masuknya sebagian besar ke dalam
mulut bayi hingga ia dapat “mengunci” dan menyusu dg baik) dan menyusu dengan
baik. Riset menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang diletakkan di perut ibu
sesaat setelah ia lahir, akan mampu mencari payudara ibu dan menyusu dengan
baik dalam kurun waktu kurang dari 50 menit.
Memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal tsb dilakukan akan membuat bayi
kehilangan kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan kehilangan minatnya utk
menyusu pada ibunya. Akibatnya proses inisiasi menyusui mengalami hambatan.
Oleh karena itu, pastikan bahwa bayi mendapatkan kesempatan utk melakukan
proses inisiasi menyusui paling tidak satu jam pertama setelah ia lahir. Hal
ini akan menunjang proses lancarnya ASI di kemudian hari.
Meskipun proses menyusui dapat segera ibu lakukan setelah bayi lahir,
beberapa bayi nampak tidak dapat latch on dengan baik setelah ia lahir. Hal ini
disebabkan pengaruh epidural atau anastesi lainnya yang diberikan ibu selama
masa melahirkan. Beberapa jenis anastesi mengurangi refleks bayi mencari
payudara ibu dan menyusu pada ibunya, juga meningkatnya temperatur tubuh bayi
dan tangisan bayi. Namun perlu dipahami bahwa jika bayi tidak dapat menyusu
setelah ia lahir bukan akhir dari segalanya. Segera minta bantuan dari ahli
laktasi jika bayi sulit menyusui atau melakukan latch on. Sehingga problem
tersebut dapat segera diatasi. Selanjutnya, semakin seringnya bayi disusui
makin meningkatkan reseptor hormon prolaktin. Jika menyusui di jam-jam pertama
kelahiran tidak dapat dilakukan, alternatif terbaik berikutnya adalah memerah
ASI atau pompa ASI selama 10-20 menit tiap 2 hingga 3 jam sekali, hingga bayi
dapat menyusu. Tindakan tsb dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan
meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi. Jika ibu
melahirkan di RS atau di klinik melahirkan, biasanya disediakan breastpump
elektrik dan ibu butuh bantuan menggunakannya. Perawat, konsultan laktasi ataupun bidan dapat membantu ibu dalam menggunakan alat tsb.
elektrik dan ibu butuh bantuan menggunakannya. Perawat, konsultan laktasi ataupun bidan dapat membantu ibu dalam menggunakan alat tsb.
Suasana yang menyenangkan, tenang dan nyaman akan membantu saat-saat berduaan dan terciptanya bonding antara ibu dan bayi. Meskpun tidak mudah membuat suasana spt it di RS, namun adanya dukungan, support dan kenyamanan akan membantu ibu dalam proses makin lancarnya produksi ASI.
2.7. ASI Eksklusif
A. Pengertian ASI Eksklusif
Asi ekslusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja ( tanpa makanan / minuman
pendampg termasuk air putih maupun susu formula ) selama enam bulan, untuk kemudian
diteruskan hingga 2 tahun atau lebih , dan setelah enam bulan baru didampingi
dengan makanan / minuman pendamping ASI ( MPASI ) sesuai perkembangan
pencernaan anak.
B. Manfaat ASI
Eksulsif
Mengandung semua yang dibutuhkan bagi pertumbuhan balita yang sehat Tidak
hanya mengandung zat gizi dan non zat gizi yang penting, tetapi juga mengandung
enzim penyerapnya sehingga semua ASI dengan mudah diserap seluruhnya oleh bayi.
Hal inilah yang membuat bayi ASI Ekslusif mudah “ Lapar “ dan sering menyusu.
Ø
Memberikan kekebalan dan
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
Ø
Bayi ASI lebih siaga,
percaya diri dan stabil dibandingkan bayi tanpa ASI
Ø
Dengan menyusui terjalinnya
ikatan kasih saying yang kuat antara bayi dan ibu, dan membuat keduannya merasa
aman dan bahagia.
Ø
Hemat, praktis dan ramah
lingkungan, karena mengurangi sampah dari kaleng atau dus.
Ø
Mengurangi kemungkinan
terkena kanker.
Ø
Membantu Ibu untuk
pemulihkan uterus, pendarahan dan efek kontraseptis
Ø
Dan lain – lain.
C. Prinsip pemberian ASI
Ø
Susui bayi segera dalam 30
– 60 menit setelah lahir.
Ø
Semakin sering menyusui
semakin banyak ASI keluar, Produksi ASI = Demand on Supplai.
Ø
Pemberian makanan dan
minuman lain akan mengurangi jumlah ASI.
Ø
Ibu dapat menyusui dan
mempunyai cukup ASI untuk bayinya. Oleh karena itu perlu mengetahui “ cara
menyusui “ yang benar.
D. Kendala – kendala
pemberian ASI Ekslusif
Ø
Kurang dimengertinya konsep
dan pentingnya ASI Ekslusif baik bagi para ibu maupun tenaga kesehatan.
Ø
Adanya pendapat bahwa dengan
pemberian ASI, bentuk payudara akan berubah.
Ø
Kurangnya waktu bagi wanita
pekerja untuk memberikan ASI secara langsung.
Ø
Tidak adanya sarana dan
prasarana penunjang untuk memerah ASI dan tempat penyimpanan ASI di perusahaan
tempat ibu bekerja.
Ø
Adanya pelanggaran cara –
cara promosi tertentu yang dapat menyesatkan para ibu untuk mempercayai bahwa
susu formula dan makanan pendamping tersebut sama baiknya dengan ASI.
E. Upaya pemerintah untuk mendukung pemberian ASI Eksulsif
Dikarenakan Promosi Susu Formula dan MPASI lainnya lebih gencar
dibandingkan dengan promosi ASI Eklusif ini sendiri, maka program ASI Ekslusif
ini kurang berjalan. Dan untuk mengatur promosi Susu Formula dan MPASI serta
melindungi dan mendorong peningkatan pemberian ASI, Menteri Kesehatan
menerbitkan Kepmenkes No 237/MENKES/SK/IV/1997 tentang Pemasaran Pengganti ASI
( MPASI ) dan Kepmenkes No. 450 tahun 2004 tentang ASI Ekslusif.
Namun Kepmenkes ini masih kurang mempunyai hasil dan hukum positif yang
dapat memberikan sanksi perdata dan atau pidana terhadap pelanggarnya tetapi
hanya berupa sanksi administrative saja, untuk itu perlu dibuatnya peraturan
yang lebih tinggi dari Kepmenkes ini agar mempunyai kekuatan hukum yang lebih
mengikat lagi.
Apalagi sesuai dengan pengamatan YLKI, di Indonesia terjadi banyak
pelanggaran promosi Susu Formula dan MPASI baik disekitar pelayanan kesehatan
maupun di tempat umum lainnya. Jika ini dibiarkan terus tentunya hal ini akan
membuat masyarakat mendapatkan informasi yang tidak imbang bahkan cenderung
menyesatkan.
Sementara itu, Depnaker
RI baru memberikan kebijakan
untuk perusahaan dapat memberikan cuti melahirkan selama 3 bulan dengan tujuan
memberikan kesempatan bagi pekerja wanita memulihkan pasca melahirkan sekaligus
memberikan kesempatan bagi ibu pekerja untuk menyusui secara langsung. Namun
apabila masa cuti melahirkan sudah selesai, ibu pekerja harus kembali masuk,
dan pada akhirnya mereka menemui kendala tersendiri dalam upaya memberikan ASI
ekslusif terutama bagi perusahaan yang tidak menyediakan sarana dan prasarana
untuk memerah ASI dan menyimpan Asi atau Tempan Penitipan Anak.
Untuk itu masih banyak “ Pekerjaan Rumah “ yang harus dikerjakan oleh
semua pihak baik masyarakat, tenaga kesehatan, serta pemerintah untuk mendukung
dan menyukseskan ASI ekslusif ini.
2.8. Cara Merawat Payudara
Siapapun pasti ingin memiliki payudara yang sehat, indah juga kencang.
Namun untuk mendapatkan semua itu tentunya Anda harus berbuat yang terbaik bagi
payudara Anda. Ini dia tips yang bisa Anda manfaatkan.
Payudara mungkin bisa menjadi aset berharga Anda yang tentunya perlu perawatan khusus. Karena seiring dengan berkembangnya usia, payudara Anda pun akan mengalami berbagai masalah. Misalnya pengenduran payudara, menyusutnya kelenjar susu, stretch mark, melemahnya jaringan ikat penyangga payudara juga elastisitas kulit payudara yang berkurang. Apalagi setelah proses melahirkan dan menyusui, payudara Anda mungkin tak lagi terlihat indah seperti sebelumnya.
Payudara mungkin bisa menjadi aset berharga Anda yang tentunya perlu perawatan khusus. Karena seiring dengan berkembangnya usia, payudara Anda pun akan mengalami berbagai masalah. Misalnya pengenduran payudara, menyusutnya kelenjar susu, stretch mark, melemahnya jaringan ikat penyangga payudara juga elastisitas kulit payudara yang berkurang. Apalagi setelah proses melahirkan dan menyusui, payudara Anda mungkin tak lagi terlihat indah seperti sebelumnya.
Namun ada beberapa hal yang patut Anda coba untuk mempertahankan
keindahan payudara Anda. Mulai perawatan dari dalam payudara hingga keluar
payudara.
1. Payudara Anda juga perlu nutrisi.
Konsumsi makanan yang seimbang dengan jumlah kalori yang cukup. Sehingga
berat badan yang ideal bisa Anda dapatkan. Dengan berat badan ideal tentunya
penampilan tubuh Anda secara keseluruhan termasuk payudara akan terbentuk
dengan alami. Dengan demikian penampilan Anda pun akan terlihat menarik.
2. Kulit payudara Anda hanya mengandung sedikit kolagen.
Terutama di bagian areola (kulit sekitar puting) dan puting. Oleh karena
itu kangan menggesek payudara dengan benda kasar misalnya scrub atau handuk.
Apalagi ketika seminggu menjelang siklus bulanan. Untuk mengatasi kulit kering
gunakan saja pelembab tanpa pewangi.
3. Olahraga juga bisa menjadi usaha Anda untuk mengembalikan
kekencangan payudara.
Gerakan
olahraga yang dilakukan secara teratur akan melatih otot-otot dada. Lakukan
secara teratur untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Gunakan juga bra yang sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara
Anda.
Yang terpenting adalah bra harus
nyaman dipakai. Gunakan bra khusus ketika Anda berolahraga. Sehingga keringat
mudah terserap dan payudara tersangga dengan baik.
5. Bedah estetika bisa menjadi pilihan terakhir Anda jika
payudara sudah mengalami permasalahan yang serius bagi Anda.
Bedah ini biasanya dilakukan untuk mengoreksi payudara yang tidak
simetris, mengubah bentuk dan ukuran payudara atau hanya sekedar mengencangkan
payudara. Namun jika bentuk payudara Anda baik-baik saja sebaiknya hindari
bedah estetika. Semua orang diciptakan tidak ada yang sempurna.
Salah satu upaya mengetahui kelainan pada payudara adalah dengan
melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). SADARI dapat dilakukan 7-10 hari
sesudah menstruasi hari terakhir. Untuk membantu proses ini, oleskan sedikit
minyak zaitun atau busa sabun mandi di permukaan payudara. Ini akan memperlicin
permukaan payudara. Selain itu tangan menjadi lebih sensitif meraba kemungkinan
adanya benjolan di payudara.
Langkah-langkah melakukan SADARI:
a. Dalam posisi berbaring telentang, letakkan tangan kanan di bawah
kepala. Letakkan sebuah bantal kecil di bawah punggung sebelah kanan.
b. Raba seluruh bagian payudara sebelah kanan dengan menggunakan 3 ujung
jari tengah yang dirapatkan.
c. Lakukan gerakan memutar dan tekanan lembut tetapi mantap. Lakukan
gerakan ini mulai dari bagian pinggir searah jarum jam.
d. Ulangi gerakan serupa pada payudara sebelah kiri. Rasakan dan
perhatikan dengan seksama, apabila muncul benjolan yang mencurigakan.
e. Tekan pelan-pelan daerah di sekitar puting. Perhatikan, apakah puting
mengeluarkan cairan yang tidak normal.
f. Dalam posisi berdiri dan lengan lurus ke bawah, teliti kedua payudara
di depan cermin. Perhatikan, bila ada benjolan atau perubahan bentuk payudara.
g. Angkat kedua lengan lurus ke atas. Ulangi langkah di atas.
2.9. Cara Menyusui yang Benar
Pengertian Teknik
Menyusui Yang Benar
Teknik Menyusui Yang Benar
adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan
bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Pembentukan dan
Persiapan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan
bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena
retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang
dirasakan tegang dan
sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
dilaksanakan dengan jalan
1.
Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas
tidak menumpuk.
2. Puting
susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan
bayi.
3. Bila
puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
Posisi
dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi
menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk,
berdiri atau berbaring.
Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)
Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar
(Perinasia, 1994)
Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang
benar (Perinasia, 1994)
Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi
normal (Perinasia, 1994)
Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang
benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)
Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang
benar di rumah (Perinasia, 2004)
Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh
(Perinasia, 2004)
Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara
bersamaan (Perinasia, 2004)
Langkah-langkah menyusui yang benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun,
perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring dengan
santai.
Gambar 9. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)
Gambar 10. Cara memegang payudara (Perinasia,
2004)
Bayi diletakkan menghadap ke ibu
dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja,
kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi
berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir
bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)
Segera dekatkan bayi ke payudara
sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.
Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu
menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi
membuka lebar.
Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)
Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)
Cara pengamatan teknik
menyusui yang benar
Menyusui dengan teknik yang
tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar
optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan
menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
Ø Bayi tampak tenang.
Ø Badan bayi menempel
pada perut ibu.
Ø Mulut bayi terbuka
lebar.
Ø Dagu bayi menmpel
pada payudara ibu.
Ø Sebagian areola masuk
kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
Ø Bayi nampak menghisap
kuat dengan irama perlahan.
Ø Puting susu tidak
terasa nyeri.
Ø Telinga dan lengan
bayi terletak pada satu garis lurus.
Ø Kepala bayi agak
menengadah.
Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia,
2004)
Lama dan frekuensi
menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi
tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi
membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus
menyusui bayinya bila
bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan
berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan
produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi
akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar
lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari
akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan
besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua
payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa
kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu
ketat.
Gambar 15. Kutang (BH) yang baik untuk ibu
menyusui (Perinasia, 2004)
2.10 Masalah Dalam Pemberian ASI
Suksesnya ASI eksklusif 6 bulan
(and beyond, bagusnya sampai 2 th) selain tergantung dari ibu dan bayi, juga
tergantung dari dukungan ayah.karena sangat mendukung dalam pemberian ASI. Beberapa
masalah yang dihadapi dalam pemberian ASI:
Permasalahan dalam Menyusui dan Cara Mengatasinya
a. Puting susu datar dan terpendam
Cara mangatasinya: Puting susu ditarik-tarik sampai menonjol, kalau perlu
dengan bantuan pompa susu.
b. Puting lecet adan nyeri
Hal ini disebabkan oleh karena posisi menyusui atau cara menghisap yang
salah, puting susu belum meregang (belum siap untuk disusui), dan hisapan bayi
sangat kuat. Cara mengatasinya:
Ø
Mulai menyusui pada puting
yang tidak sakit. Susui sebelum bayi sangat lapar agar menghisapnya tidak terlalu
kuat
Ø
Perbaiki cara menghisap,
bibir bayi menutupi areola diantara gusi atas dan bawah
Ø
Jangan membersihkan puting
dengan sabun atau alkohol
Ø
Perhatikan cara melepaskan
mulut bayi dari puting setelah selesai menyusui. Letakkan jari kelingking di
sudut bawah
Ø
Keluarkan sedikit ASI untuk
dioles pada puting selesai menyusui
Ø
Biarkan puting kering
sebelum memakai BH
Ø
Kalau lecet tidak sembuh
dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas
Ø
Usahakan bayi menghisap
sampai kebagian hitam disekitar puting (aerola).
c. Payudara bengkak
Sekitar hari ke 3-4 payudara sering terasa lebih penuh atau tegang
disertai rasa nyeri. Cara mengatasinya:
Ø
Susuilah bayi sesuai
kebutuhan
Ø
Susuilah bayi tanpa
dijadwal sesuai kebutuhan
Ø
Keluarkan ASI dengan pompa
atau manual dengan tangan bila produksi ASI melebihi kebutuhan bayi
Ø
Untuk mengurangi rasa sakit,
kompres dengan air hangat
Ø
Lakukan pengurutan mulai
dari puting kearah pangkal.
d. Saluran ASI tersumbat
Cara mengatasinya:
Ø
Kelurakan ASI dengan
tangan/pompa
Ø
Kompres air hangat sebelum
menyusui, kompres air dingin setelah menyusui
e. Radang payudaraTerjadi pada 1-3 minggu setelah melahirkan.
Tanda-tandanya adalah:
Ø
Kulit payudara tampak lebih
merah.
Ø
Payudara mengeras
Ø
Nyeri dan berbenjol-benjol
Cara
mengatasinya:
Ø
Tetap menyusui bayi
Ø
Bila disrtai demam dan
nyeri dapat diberi obat penurun demam dan menghilangkan rasa nyeri
Ø
Bila belum berhasil segera
rujuk ke Puskesmas
Ø
Lakukan perawatan payudara
secara baik dan teratur
f. Payudara abses
Abses pada payudara disebabkan karena radang payudara. Untuk sementara
payudara yang abses tidak dipakai untuk menyusui. Rujuk ke Puskesmas. Setalah
sembuh bayi dapat menyusui kembali.
g. Produksi ASI kurang
Ibu perlu menjaga ketenangan pikiran
Cukup istirahat
dan mempertinggi rasa percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya
Ø
Makanan ibu cukup bergizi
Ø
Tingkatkan frekuensi
menghisap/menyusui
h. Bingung putting
Bila ibu bekerja atau karena sesuatu hal bayi terpaksa diberikan susu
buatan, berikan dengan sendok, jangan dengan dot susu botol karena menyusui
dari dot berlainan dengan puting ibu. Ini untuk menghindari agar bayi tidak
bingung puting.
Mempertahankan dan mempertinggi produksi ASI.
Merawat payudara dan senam payudara. Memperhatikan makanan ibu menyusui.
Ibu menyusui makan lebih banyak dari biasanya dan minum 6-8 gelas sehari.
Banyak istirahat. Menjaga ketenangan pikiran dan mempertinggi rasa percaya diri
akan kemampuan menyusui bayinya. Teruskan menyusui. Hisapan bayi akan
merangsang produksi ASI.
Masalah
Pemberian ASI pada Bayi
Walau bayi sudah memiliki refleks menghisap puting ASI ibu sejak lahir,
namun pada awalnya mungkin sulit ia lakukan. Bayi Ibu memang belum terbiasa.
Kadang-kadang, kesulitan pemberian ASI disebabkan oleh faktor medis yang dapat
mempengaruhi selera makan bayi atau proses penyerapan makanan dan nutrisi.
Berikut ini beberapa penyebab
kesulitan pemberian ASI dan gejala yang dapat membantu Ibu mengenalinya.
Kolik
Gejala kolik dapat dilihat dari wajah
yang memerah, tangan yang mengepal, dan kaki yang diangkat-angkat ke arah dada
disertai tangisan bayi selama 2-3 jam. Kolik sering muncul 15 menit setelah
minum susu. Tapi bisa juga muncul kapan saja dalam minggu-minggu pertama. Kolik
itu normal dialami oleh satu di antara empat bayi.
Menangis
sebelum minum ASI
Kebanyakan bayi menangis saat ia
lapar. Seiring waktu, Ibu akan belajar untuk membedakan arti tangisan bayi
Segera berikan ASI bila tiba saatnya bagi bayi mendapatkan ASI. Karena perut
kecilnya butuh diisi ASI lebih sering walau dalam porsi sedikit.
Menangis
setelah minum ASI
Merawat bayi memang perlu kesabaran.
Kalau lapar ia menangis, setelah disusui pun bisa saja ia menangis juga.
Biasanya hal ini terjadi karena ia kolik. Karena itu , bantu ia bersendawa
setelah menyusu.
Cara Menyendawakan Bayi
Ø
Bayi
digendong, menghadap ke belakang dengan dada bayi diletakkan pada bahu Ibu.
Ø
Kepala
bayi disangga/ditopang dengan tangan Ibu.
Ø
Usap
punggung bayi perlahan-lahan sampai bayi sendawa.
Kurang
pertambahan berat badan
Penurunan berat badan setelah lahirwajar bagi bayi. tapi sebaiknya
upayakan agar berat badannya berangsur-angsur naik lagi. Pertambahan berat
badan tiap bayi berbeda dan akan naik sesuai perkembangan masing-masing.
Bersama dokter, Ibu bisa memantau pertambahan berat badan bayi Ibu.
Muntah
Cukup normal bila bayi memuntahkan
kembali sedikit ASI setelah meminumnya. Ini disebut gumoh. Tapi jika bayi
terus-menerus muntah apalagi dalam jumlah yang banyak, mungkin bayi Ibu terkena
refluks, Dan dalam kasus ini Ibu harus berkonsultasi dengan dokter anak.
Ibu.
Diare
Diare bisa disebabkan oleh virus atau
ada masalah dalam pemberian ASI. Jadi lebih baik berkonsultasi dengan dokter
anak Ibu. Jika Ibu khawatir tentang frekwensi buang air besar bayi , baca
artikel kami tentang kotoran bayi.
Masalah
kesehatan
Sama seperti kita, tidak enak badan bisa menyebabkan bayi kehilangan
selera menyusu. Misalnya bila flu berat disertai hidung tersumbat, bisa
menyebabkan bayi sulit bernafas. Ia jadi enggan mengatupkan mulutnya untuk
menyusu. Penyebab lain adalah alergi makanan Ini bisa menyebabkan
turunnya berat badan karena ia sulit makan.
Masalah pemberian ASI pada Ibu
Memberikan Asi kepada bayi kita merupakan suatu “kewajiban”. Asi memang
sangat penting untuk bayi kita, mengingat ASI kaya akan zat-zat gizi seimbang,
lengkap dan juga mengandung zat untuk kekebalan/imunitas tubuh bayi. untuk itu,
jika kita pengen mempunyai anak yang sehat, cerdas, kuat & lincah. maka
memberikan asi merupakan kewajiban bagi kita para ibu, tapi tentunya para bapak
juga harus perhatian dan memberikan support bagi sang istri untuk bisa
memberikan asi kepada sang buah hatinya. Tetapi karena berbagai hal, si ibu
tidak bisa memberikan asi langsung kepada si bayi, mungkin karena bekerja.
seperti saya contohnya, setiap hari keluar rumah untuk ikut mencari nafkah bagi
keluarga. Banyak sekali para ibu yang lantas memberikan susu formula kepada
anaknya, dengan alasan kepraktisan.padahal dengan asi, anak sehat, ibu pun bisa
hemat. Untuk wanita menyusui yang bekerja, berikut beberapa tips ASI :
Ø
Peras/pompalah ASI setiap
3-4 jam sekali secara teratur. Ini perlu dilakukan agar produksi ASI tetap
terjaga.
Ø
Pilih waktu dimana payudara
dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada umumnya terjadi di pagi hari.
Ø
Semua peralatan yang akan
digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Breast pump sebaiknya dibersihkan
segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan menjadi sulit
dibersihkan.
Ø
Pilih tempat yang tenang
dan nyaman pada saat memerah susu, tempat yang ideal seharusnya dimana ibu
tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk. Di tempat kerja,
mungkin bisa di meeting room yg kosong, toilet, dan lain-lain.
Ø
Cuci tangan dengan sabun
sedangkan payudara dibersihkan dengan air.
Ø
Sebelum memulai, minumlah
segelas air atau cairan lainnya, misalnya: susu, juice, decaffeinated
tea/coffee, atau sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi
payudara.
Ø
Saat memerah ASI, Ibu harus
dalam kondisi yang santai (relax). Kondisi psikologis ibu menyusui sangat
menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih
kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis
ibu menyusui. Saat ibu memeras ASI, jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa
banyak ASI yg harus keluar.
Ø
Lakukan perawatan payudara
: Massage/pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin
bergantian.
Ø
Jika ada masalah dalam ASI,
jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi Klinik Laktasi.
Lama
penyimpanan ASI setelah diperah :
Ø
Jika ruangan tidak ber-AC,
tidak lebih dari 4 jam.
Ø
Ruangan ber-AC, bisa sampai
6 jam. Perlu diingat suhu ruangan tersebut harus stabil. Misalnya ruangan
ber-AC, tidak mati sama sekali selama botol ASI ada di dalamnya.
Ø
Segera simpan ASI di lemari
es setelah diperah. ASI ini bisa bertahan sampai delapan hari dalam suhu lemari
es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain
yang ada di lemari es tersebut.
Ø
Jika lemari es tidak
memiliki ruangan terpisah untuk menyimpan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya
ASI tersebut jangan disimpan lebih dari 3 x 24 jam.
Ø
Dapat juga membuat ruangan
terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang
tentunya dibersihkan terlebih dahulu dengan baik.
Ø
ASI hasil pompa dapat
disimpan dalam freezer biasa sampai tiga bulan. Namun jangan menyimpan ASI ini
di bagian pintu freezer, karena bagian ini yang mengalami perubahan dan variasi
suhu udara terbesar. Jika kebetulan memiliki freezer penyimpan daging yang
terpisah atau deep freezer yang umumnya memiliki suhu lebih rendah dari freezer
biasa, maka ASI hasil pompa/perasan bahkan dapat disimpan sampai dengan enam
bulan di dalamnya.
Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perasan
Ø
Simpan ASI dalam botol yang
telah disterilkan terlebih dahulu (direbus,dikukus atau bisa dengan
memanaskannya pake oven)
Ø
Botol yang paling baik
sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau kaca (saya memakai botol bekas
minuman UC 1000).
Ø
Jika terpaksa menggunakan
botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak meleleh jika direndam
dalam air panas).
Ø
Jangan pakai botol susu
berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena
panas.
Ø
Jangan lupa bubuhkan label
setiap kali Ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam
ASI dipompa atau diperas.
Ø
Simpan ASI di dalam botol
yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot. Karena masih ada peluang untuk
berinteraksi dengan udara.
Ø
Jika dalam satu hari Ibu
memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja Asi itu digabungkan dalam
botol yang sama. Syaratnya, suhu tempat botol disimpan stabil, antara 0 s/d 15
derajat Celcius.
Ø
Penggabungan hasil simpanan
ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama s/d
terakhir tidak lebih dari 24 jam.
Cara
memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi?
Ø
Panaskan ASI dengan cara
membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran
Ø
Atau merendam botol di
dalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas atau bukan mendidih
Ø
Jangan sekali-sekali
memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave
atau alat pemanas lainnya, kecuali yang memang didesain untuk memanaskan botol
berisi simpanan ASI
Ø
Ibu tentunya mengetahui
berapa banyak bayi Ibu biasanya sekali meminum ASI. Sesuaikanlah jumlah susu
yang dipanaskan dengan kebiasaan tsb. Misalnya dalam satu botol Ibu menyimpan
sebanyak 180 cc ASI tetapi bayi Ibu biasanya hanya meminum 80, jangan langsung
dipanaskan semua.
Ø
Ingat susu yang sudah
dipanaskan tidak bisa disimpan lagi!
Ø
Jika mengikuti pedoman
pemompaan/pemerasan ASI dan penyimpanan yang baik, ASI tidak akan mungkin basi.
Terkadang memang setelah disimpan atau didinginkan akan terjadi perubahan warna
dan rasa, tapi itu tidak menandakan bahwa ASI sudah basi. Kemungkinan yang
terjadi adalah berkurangnya khasiat ASI, terutama zat yang membantu pembentukan
daya imun bayi. Tdak sulit untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan kepada
bayi Anda. Waktu 6 bulan hanya sebentar, setelah itu barulah bayi diberikan
Makanan Pendamping ASI (MPASI). Jadi mulailah dari sekarang untuk memberikan
bayi Anda, ASI secara ekslusif karena ASI merupakan investasi bagi pertumbuhan
bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi, 2008. Fisiologi
Laktasi.
http://aku-anak-peternakan.blogspot.com/2008/05/fisiologi-laktasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Menyusui.com
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.Jakarta : Salemba Medika
http://id.wikipedia.org/wiki/Menyusui.com
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Ambarwati, 2008.
Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :
Mitra Cendikia.
http://parekita.wordpress.com/2008/10/17/managemen-menyusui.com
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi.Jakarta .
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum.
http://parekita.wordpress.com/2008/10/17/managemen-menyusui.com
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi.
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum.
Suherni, 2007. Perawatan
Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya.
Arianto, 2004. Anatomi
Payudara dan Fisiologi Laktasi.
http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi.Jakarta .
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum.
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi.
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum.
Roesli, U. 2005.
Panduan Praktis Menyusui. Jakarta :
Puspaswara.
Alfarisi, 2008. Fisiologi
Laktasi.
http://aku-anak-peternakan.blogspot.com/2008/05/fisiologi-laktasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Menyusui.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Menyusui.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar