KATA PENGANTAR 
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-
Nya yang dilimpahkan,sehingga penyusun dapat menyelesaikan asuhan kebidanan 
selama praktik klinik di BPS Diana Ernawati Lamongan 
Penyusunan asuhan kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Akademi 
Kebidanan STIKES ABI Surabaya untuk memenuhi target yang telah 
ditetapkan.Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang 
telah membantu dalam penyusunan asuhan kebidanan ini,terutama: 
1.  dr. Harjono, AFK, AKK selaku ketua STIKES ABI Surabaya 
2.  Lia Hartantai, SST selaku KAJUR Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya 
3.  Wulan Diana, SST selaku wali kelas semester V DIII Kebidanan STIKES ABI 
Surabaya 
4.  Bid. Diana Ernawati selaku pembimbing praktik di BPS DIANA E Lamongan 
5.  Partinah, Amd Keb selaku pembimbing akademik Prodi DIII Kebidanan STIKES 
ABI Surabaya 
6.  Dan berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian asuhan kebidanan 
ini 
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam 
penyusunan asuhan kebidanan ini.Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran 
yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan asuhan 
kebidanan selanjutnya. 
Banjar, 20 Oktober 2010
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 LATAR BELAKANG 
Di indonesia program imunisasi sudah terorganisasi sejak tahun 1956 
yang di laksanakan di pulau jawa untuk mencegah penyakit cacar, dewasa ini 
angka kesakitan dan kematian bayi dan anak-anak cukup tinggi akibat serangan 
menular padahal penyakit-penyakit ini dapat di cegah dengan pemberian 
imunisasi, maka bayi akan mendapat kekebalan dan daya tahan tubuh yang 
meningkat. Kekebalan di bagi menjadi 2, yaitu kekebalan aktif dan kekebalan 
pasif.kekebalan aktif adalah kekebalan yang oleh bayi yang pernah mendapat 
serangan penyakit dan secara alamiah tubuh memebentuk antibody. 
Sedangkan kekebalan pasif adalah kekebalan yang di dapat oleh bayi / 
anak yang di beri zat, dan pada saat masih di dalam kandungan ia juga mendapat 
zat antibody dari ibunya melalui plasenta. 
1.1 TUJUAN 
1.2.1 Tujuan Umum 
Setelah penulis mempelajari tentang asuhan kebidanan untuk imunisasi 
BCG, maka diharapkan penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan tersebut 
selama praktik di lapangan. 
1.2.2 Tujuan Khusus 
1.  Mahasiswa mampu meleksanakan pengkajian data pada klien akseptor KB. 
2.  Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada akseptor KB. 
3.  Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada akseptor KB. 
4.  Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada akseptor KB. 
5.  Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi 
dan intervensi pada klien akseptor KB. 
6.  Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada klien 
akseptor KB. 
7.  Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien akseptor KB. 
1.3 MANFAAT PENELITIAN 
1.3.1 Bagi Penulis 
Meningkatkan pengetahuan dan mendeteksi secara dini permasalahan 
serta melakukan pemeriksaan / pencegahan dan tindakan dengan memberikan 
perawatan dan rujukan. 1.3.2 Bagi Klien 
Agar klien mengetahui dan memahami perubahan dan masalah yang 
akan terjadi. 
1.3.3 Bagi Pendidikan 
Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa Akademi Kebidanan dalam 
hal yang berhubungan dengan imunisasi. 
1.4 PELAKSANAAN 
Pelaksanaan praktik lapangan dilakukan pada tanggal 12 januari- 24 januari 2009 
BAB II 
TINJAUAN TEORI 
2.1 KONSEP DASAR IMUNISASI 
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak 
terhadap penyakit. 
Imunisasi adalah sengaja memasukkan vaksin dan mikroba hidup yang 
sudah dilemahkan.  (Mencegah dan Mengatasi Demam pada balita : 25) 
2.2 TUJUAN 
-  Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat 
membahayakan bagi ibu dan anak. 
-  Memberikan kekebalan  pada tubuh bayi dan anak terhadap penyakit seperti : 
Dipteri, Polio, TBC, Tetanus, Pertusis, Campak, dll. 
2.3 MACAM-MACAM IMUNISASI 
a.  Kekebalan aktif 
Alamiah : kekebalan yang terbentuk secara aktif oleh tubuh sendiri setelah 
sembuh dari sakit 
Buatan : tubuh akan membuat kekebalan setelah memperoleh vaksin 
  Imunisasi  pasif terjadi melalui perpindahan antibody transplasenta 
pada janin, yang memberikan proteksi terhadap beberapa penyakit 
selama 3-6 bulan pertama kehidupan 
b.  Kekebalan pasif 
Alamiah : kekebalan yang terbentuk sejak lahir yang diperoleh dari ibunya 
semenjak dalam kandungan secara transparan 
(kekebalan ini tidak belangsung lama selama < 5 bulan setelah anak lahir) 
Buatan : kekebalan yang diperoleh setelah mendapatkan zat kebal berasal 
dari sinum, ATS / ADS 
  Prinsip dasar imunisai 
1.  Pada dasarnya tubuh akan menolaj antigen (kuman, bakteri, virus, 
parasit, racun). Jika memasuki tubuh, tubuh akan menolak dan 
membuat antibody atau antitoksin) 
2.  Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung lambat 
dan lemah, sehingga tidak cukup kuat melawan antigen 
3.  Pada reaksi nerikutnya tubuh sudah mengenali jenis  antigen 
tersebut 
4.  Imunisasi diberikan dalam rangka memperkenalkan berbagai 
antigen agar cepat direspon oleh tubuh, sehingga tubuh sudah 
mengenal betul zat antigen yang harus di lawan 5.  Sesudah beberapa lama, pemberian imunisasi zat anti untuk 
melawan antiegen akan menurun atau hilang 
6.  Zat antigen dibuat di hati, limfe, kelenjar getah bening. 
(Widjaja, 2002) 
2.4 KEADAAN TUBUH SEWAKTU IMUNISASI 
Sewaktu imunisasi hendaknya tubuh tidak boleh dalam keadaan sakit, 
karena hal ini akan mengakibatkan daya untuk membuat zat antibody rendah. 
2.5 CARA DAN TEKNIK VAKSINASI 
1.  BCG 
- Cara penyuntikan : Intracutan (IC). 
- Lokasi : 1/3 lengan atas sebelah kanan. 
- Dosis : - 0,05 ml, untuk usia kurang dari 14 bulan. 
   - 0,1 ml, untuk usia lebih dari 14 bulan. 
- Pemberian : 1x 
2.  DPT 
- Cara pemberian : Intracutan (IC). 
- Dosis : 0,5 ml. 
- Lokasi : 1/3 paha tas bagian luar. 
-  Pemberian : 3x. 
3.  Polio 
- Cara pemnerian : diteteskan di bawah lidah. 
- Dosis : 2 tetes. 
-  Pemberian : 3x. 
4.  Morbili 
- Cara pemberian : Subcutan (SC), atau Intracutan (IC). 
- Dosis : 0,5 ml. 
- Lokasi : 1/3 lengan bagian atas. 
5.  Typhus 
- Cara pemberian : Subcutan (SC). 
- Dosis : 0,5 ml. 
- Lokasi : 1/3 lengan bagian atas. 
6.  Hepatitis  - Cara pemberian : Subcutan (SC). 
- Dosis : 0,5 ml 
2.6 KONTRA INDIKASI, EFEK SAMPING, DAN JADWAL PEMBERIAN 
1.  Kontra indikasi 
a.  Sedang sakit. 
b.Dalam masa tunas suatu penyakit. 
c.  Defisiensi imunologi. 
2.  Efek samping 
a.  Nyeri pada bekas suntikan. 
b.Suhu badan naik (pada DPT). 
c.  Diare pada vaksin Polio. 
d.Timbul bisul kecil (pada BCG). 
3.  Jadwal pemberian 
a.  BCG : 1x, usia 0-11 bulan.  
b.DPT : 3x, Interval 4 minggu, usia 2-11 bulan. 
c.  Polio  : 4x, Interval 4 minggu, usia 0-11 bulan. 
d.Campak : 1x, usia 9-11 bulan. 
e.  Hepatitis B: 3x, Interval 4 minggu, usia 0-11 bulan. 
2.7 VAKSIN BCG (Bacillus Coolmit Guanine) 
 Vaksin BCG diberikan untuk mencegah penyakit TBC, dan di 
Indonesia vaksinasi BCG di anjurkan agar di berikan pada usia 0-11 bulan cukup 
1 dosis 0,05 ml secara Intracutan atau di bawah kulit. Biasanya 1 minggu setelah 
penyuntikan akan timbul bisul kecil, anjurkan pada orang tua bayi untuk tidak 
mengobati bisul tersebut karena merupakan efek samping dan tanda bahwa 
imunisasi BCG tersebut telah berhasil. 
2.8 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN 
IMUNISASI 
1.  Sistem pendingin 
Yaitu system penyimpanan dan distribusi vaksin sebagai potensi vaksin dapat 
memenuhi syarat secara continue dari produsen sampai tempat pelaksanaan 
imunisasi / vaksinasi. 2.  Penyimpanan vaksin 
Dalam lemari es dan kamar pendingin yang harus di perhatikan jika vaksin di 
simpan dalam lemari es adalah : 
-  Vaksin di letakkan pada rak paling dalam sehingga pengaruh udara luar dapat 
di minimalkan. 
-  Vaksin jangan di letakkan pada lemari es, karena suhunya tinggi. 
-  Termometer harus tetap di letakkan pada lemari es untuk mengoreksi suhunya. 
3.  Pengiriman vaksin 
Yang lazim di gunakan pada waktu pengiriman vaksin adalah termos cold box 
dan pengangkutan dalam jumlah besar pada cold truck dengan volume paling 
sedikit 1/3 dari volumenya. 
BAB III 
TINJAUAN KASUS 
3.1  Pengkajian 
Tanggal : 20 -01- 2009  Jam  : 08.40 WIB  Oleh  : Purnawati 
A.  Data Subyektif 
1.  Biodata 
Nama Bayi  : An. Ny. “N” 
Umur   : 25 hari 
Tanggal Lahir  : 26 – 12 – 2008 
Jenis Kelamin  : Perempuan 
Status Anak  : Anak kandung 
Anak Ke    : 2 
Nama : Ny “N” 
Umur : 28 Tahun 
Agama : Islam 
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia 
Nama : Tn “H” 
Umur : 32 Tahun 
Agama : Islam 
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Pendidikan : SMA 
Pekerjaan : - 
Penghasilan : - 
Alamat : Parengan 
Pendidikan : SMA 
Pekerjaan : Kary. PT. MASPION 
Penghasilan : - 
Alamat : Parengan 
2.  Alasan masuk / keluhan utama 
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya umur  25 hari dengan 
jadwal imunisasi awal / BCG. 
3.  Riwayat kehamilan dan persalinan 
a.  Riwayat kehamilan 
- Riwayat penyakit kehamilan : Tidak ada 
- Kebiasaan sewaktu hamil  
•  Makan:ibu mengatakan makan 3x/hari, porsi sedang 
dengan 1 piring nasi, lauk pauk, sayur, dan terkadang 
buah. 
•  Minum:ibu mengatakan minum air putih  ± 6-7 gelas / 
hari, dan susu 2 gelas / hari. 
•  Pola kebiasaan : ibu mengatakan tidak mengkomsumsi 
jamu-jamuan, minuman beralkohol, hanya 
mengkonsumsi tablet Fe dan calcium yang di berikan 
oleh bidan, dan ibu juga tidak merokok. 
•  UK : ibu mengatakan melahirkan dengan UK 9 bulan. 
•  Penyulit : Tidak ada. 
b.  Riwayat persalinan 
•  Jenis persalinan : Spontan B 
•  Tempat persalinan : BPS 
•  Di tolong oleh : Bidan 
•  Komplikasi persalinan : tidak ada 
•  Bayi lahir : 
-  Jenis kelamin : perempuan 
-  Tanggal / jam : 26-12-2008 
-  BB /PB : 3100 gram / 50 cm. -  A S : 7-8 
•  Ketuban pecah : spontan, warna jernih 
4.  Pola kebiasaan anak sehari-hari 
a.  Nutrisi : ibu mengatakan anaknya hanya minum ASI sesering 
mungkin. 
b.  Eliminasi : ibu mengatakan anaknya BAB ± 2-3 x/ hari dan BAK ± 5-
7x / hari, warnah kuning jernih. 
B.  Data Obyektif 
1.  Pemeriksaan umum 
Keadaan umum  : baik 
Suhu   : 365 o
C 
Nadi    : 124 x/menit 
Nafas   : 40 x/menit 
Berat badan  : 2730 gram 
Panjang badan   : 51 cm 
Lingkar kepala  : 34 cm 
2.  Pemeriksaan fisik 
•  Inspeksi 
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut hitam, pertumbuhan 
rambut halus dan merata, tentanel mayor dan minor 
belum menutup, tidak ada caput succedenum, tidak 
ada chepus hematomo 
Muka : Tidak oedem, tidak pucat 
Mata : Simetris, selaput lendir mata tidak pucat, sclera tidak 
kuning 
Hidung : Bersih, tulang simetris, tidak ada tanda pernafasan 
cuping hidung (hidung pelana) Telinga : Simetris 
Mulut : Bibir tidak kering, tidak pucat, mukosa mulut lembab, 
tidak ada labio palata siciszia, lidah bersih 
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe 
Pelipatan paha : Bersih, tidak ada pembesaran limfe, tidak ada hernia 
ininquinalie 
Anus : bersih, tidak ada attesiani 
Ekstremitas atas : simetris, pergerakan bebas, tidak ada polidaktili 
tidak ada sindaktili 
Ekstremitas bawah : simetris pergerakan bebas, tidak ada polidaktili 
tidak ada sindaktili, telapak kaki cembung 
•  Palpasi 
Kepala   : tidak ada benjolan 
Leher  : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan 
pembesaran vena jugularis 
Dada   : tidak ada masa 
Perut   : tidak ada pembesaran hepar 
Peliparan paha : tidak ada pembesaran kelenjar limfe 
Ekstremitas atas : tidak oedem 
Ekstremitas bawah : tidak oedem 
•  Auscultasi 
Dada   : tidak ada wheezing, tidak terdapat rochi 
Perut    : bising kembung 
•  Perkusi 
Perut   : tidak kembung 
•  Perkembangan reflek 
-  Moro relek (terkejut)   : baik 
-  Sudeling reflek (menghisap)  : baik 
-  Grasping reflek (menggenggam)  : baik -  Stoping reflek (manapak)   : baik 
-  Rooting reflek (mencari putting susu)  : baik 
-  Tonick reflek (tonus otot)  : baik 
•  Kesimpulan 
Bayi sehat dengan berat badan 2730 gr, panjang badan 51 cm 
pertumbuhan bayi baik, minum ASI dengan hepatitis 
3.2  Diagnosa / Masalah 
Tanggal Diagnosa Data dasar 
20-01-2009  Bayi sehat usia 25 hari 
dengan imunisasi BCG 
S : Ibu mengatakan bayinya berumur  
25  hari dan waktunya mendapat 
imunisasi BCG 
O : Keadaan umum baik 
Suhu : 365 o
C 
Nadi  : 124 x/menit 
Nafas : 40 x/menit 
BB  : 2730 gram 
PB  : 51 cm 
Lingkar kepala : 34 cm 
3.3  Diagnosa Potensial 
Tidak ada 
3.4  Identifikasi Kebutuhan Segera 
Tidak ada 
 3.5  Intervensi 
Tanggal/jam  Diagnosa Intervensi Rasional 
20-01-2009 
08.45 WIB 
Bayi sehat usia 
25 hari dengan 
imunisasi BCG 
Tujuan 
•  Tujuan jangka pendek 
Setelah dilakukan 
asuhan kebidanan 
selama ± 30 menit ibu 
mengerti tentang 
pentingnya imunisasi 
bagi anaknya 
•  Tujuan jangka panjang 
Setelah dilakukan 
asuhan kebidanan 
diharapkan tidak terjadi 
komplikasi 
Kriteria 
-  Bayi dalam keadaan 
sehat 
-  Imunisasi dapat 
diberikan 
-  Ibu mau datang lagi 
untuk imunisasi 
selanjutnya 
INTERVENSI 
1.  Lakukan pendekatan 
terapiutik 
1. Dengan melakukan 
pendekatan terpiutik 
yang baik akan 
terjalin hubungan 
saling percaya 
sehingga ibu dapat 
kooperatif dengan 
2.  Lakukan pemeriksaan/ 
observasi keadaan bayi 
3.  Beritahu ibu hasil 
pemeriksaan 
4.  Jelaskan pada ibu 
tentang manfaat dan 
efek samping imunisasi 
BCG 
5.  Berikan imunisasi BCG 
petugas 
2. Dengan pemeriksaan 
pada bayi kita bisa 
tahu apakah bayi ini 
bisa diberi imunisasi 
apa tidak 
3. Dengan menjelaskan 
pada ibu diharapkan 
ibu mengerti tentang 
keadaan bayinya saat 
ini 
4. Dengan menjelaskan 
tentang manfaat dan 
efek samping 
imunisasi BCG 
diharapkan ibu 
mengerti dan dapat 
lebih tenang dalam 
menghadapi efek 
samping yang timbul 
5. Pemberian imunisasi 
yang tepat dan 
memberikan hasil 
yang optimal untuk 
kekebalan tubuh 
terhadap Penyakit 
TBC 
3.6  Implementasi 
Tanggl/Jam   Diagnosa  Implementasi 
20-01-2009 
9.10 WIB 
Bayi sehat 
usia 25 
1. Melakukan Pendekatan Dengan Cara 
-  Menyapa Klien  hari 
dengan 
imunisasi 
BCG 
-  Memberi Salam 
-  Memperkenalkan Diri 
2.  Melakukan Observasi pada bayi 
KU : baik          BB : 2730 gr               
SH : 365 0
C       PB : 51 cm 
ND: 124x/mnt  LK : 52 cm 
RR : 40x/menit 
3.  Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayi 
bahwa keadaan bayinya baik-baik saja dan bisa 
di imunisasi 
4.  Menjelaskan pada ibu tetang : 
•  Manfaat Imunisasi BCG: untuk 
menghindarkan balita agar tidak terkena 
penyakit Tuberculosis ( TBC ) 
Efek samping 
•  Timbul bisul kecil/ pembengkakan kecil 
             Kadang-kadang terjadi peradangan 
setempat yang agak berat atau abses yang lebih 
dalam 
•  Kadang-kadang juga terjadi pembengkakan 
di kelenjar limfe pada leher atau ketiak 
5.  Memberikan imunisasi BCG diharapkan 
a.  Pasien 
      - Suntikan intrakutan, tepatnya di insertio 
musculus deitodeus kanan 
-  Bayi di tidurkan, ibu memegangi tangan 
dan bokong bayi agar tidak bergerak2 
b.  Alat 
-  Vaksin BCG 
-  Kapas air DTT dalam cucing 
-  Bengkok 
-  Spuit 
Prosedur -  Menyimpan vaksin BCG 
      - Ambil vaksin dengan Spuite 
      -  Pastikan dosisnya 
      - Yakinkan vaksin untuk siap disuntikkan 
      - bersihkan dengan kapas DTT pada daerah 
yang akan disuntik 
      - Suntikan vaksin dengan sudut 150 
secara IC 
3.7  Evaluasi 
Tanggal 20 – 01 – 2009     jam : 09.15 WIB 
S : - ibu memahami penjelasan petugas 
     - ibu merasa lega karena telah di imunisasi BCG 
O : Keadaan umum : baik 
 Nadi : 120 x/mnt 
 RR : 40 x/mnt 
 Bayi sudah diimunisasi BCG 
A : bayi sehat usia 25 hari post imunisasi BCG 
P : -  Beritahu ibu tetap memberikan ASI 
-  Beri HE: 
* Perawatan bayi sehari-hari 
* Perawatan tali pusat 
* Tanda-tanda bahaya bayi 
-  Beritahu ibu untuk kembali 4 minggu lagi atau tepatnya 17 Februari 2009 
untuk mendapatkan Imunisasi DPT dan FOLIO 
 BAB IV 
PENUTUP 
4.1  Kesimpulan 
Dari hasil data dapat disimpulkan masalah-masalah yang dialami oleh bayi “N” 
dengan imunisasi BCG dan cara pemecahan masalah melalui asuhan kebidanan 
dilakukan beberapa tindakan : 
1.  Mengadakan pendekatan terapeutik pada ibu klien 
2.  Memberi penyuluhan tentang kontrak indikasi dan efek samping imunisasi 
3.  Memotivasi ibu untuk memberikan makan dan minum pada anak secara 
teratur 
4.  Menganjurkan ibu untuk memberikan makanan yang merasangsang 
5.  Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi selanjutnya 
4.2  Saran 
a.  Untuk petugas kesehatan 
Peran aktif petugas kesehatan sangat diharapkan sehinga masalah-masalah 
yang terjadi dapat dideteksi secara dini dan petugas kesehatan mampu 
memecahkan masalah yang timbul dalam keluarga dan masyarakat pada 
umumnya 
b.  Untuk keluarga 
Peran serta anggota keluarga yang lain sangat besar artinya untuk 
memecahkan masalah yang terjadi di dalam keluarga maka hendaknya bersifat 
kooperatif dengan tenaga kesehatan dan mengikuti segala saran dan nasehat 
yang diberikan oleh tenaga kesehatan dari kesehatan keluarga. 
c.  Untuk pendidikan 
Supaya memperhatikan penulis dan kelompok ditempat praktek 
 DAFTAR PUSTAKA 
Manuaba, Siti, 2004, Kamus Istilah Kebidanan, Jakarta : EGD 
Widjaja, 2001,  Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita, Jakarta : Kawan 
Pustaka 
Kliogman Arvin, Behriman, 1999, Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol 2, Jakarta : EGC 
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI 1985, Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, Jakarta 
: Infomedika Jakarta 
Depkes dan Kesejahteraan Sosial, 2000 Modul Latihan Petugas Imunisasi, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar